Rabu, 19 Desember 2012

Wanita Diciptakan dari Tulang rusuk Laki - Laki



Bismillaah...

Surah An-Nisa` dibuka dengan ayat:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَ
ثِيرًا وَنِسَاءً

“Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu dan dari jiwa yang satu itu Dia menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Dia memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (An-Nisa`: 1)

Ayat ini merupakan bagian dari khutbatul hajah yang dijadikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pembuka khutbah-khutbah beliau. Dalam ayat ini dinyatakan bahwa dari jiwa yang satu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan pasangannya. Qatadah dan Mujahid rahimahumallah mengatakan bahwa yang dimaksud jiwa yang satu adalah Nabi Adam ‘alaihissalam. Sedangkan pasangannya adalah Hawa. Qatadah mengatakan Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. (Tafsir Ath-Thabari, 3/565, 566)

Dalam hadits shahih disebutkan:
إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلْعٍ، وَِإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلْعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ وَفِيْهَا عِوَجٌ

“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan sungguh bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atasnya. Bila engkau ingin meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau ingin bersenang-senang dengannya, engkau bisa bersenang-senang namun padanya ada kebengkokan.” (HR. Al-Bukhari no. 3331 dan Muslim no. 3632)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata, “Dalam hadits ini ada dalil dari ucapan fuqaha atau sebagian mereka bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Hadits ini menunjukkan keharusan berlaku lembut kepada wanita, bersikap baik terhadap mereka, bersabar atas kebengkokan akhlak dan lemahnya akal mereka. Di samping juga menunjukkan dibencinya mentalak mereka tanpa sebab dan juga tidak bisa seseorang berambisi agar si wanita terus lurus. Wallahu a’lam.” (Al-Minhaj, 9/299)

Kamis, 01 November 2012

Khusyu' dalam sholat

Agar Khusyu’ dalam Sholat

Jangan lupa membagikan artikel ini setelah membacanya

Apa itu Khusyu?

Khusyu' selama sholat sering disalahartikan oleh sebagian besar orang dengan cara menangis dan meratap. Lebih dari itu, merupakan persiapan hati selama menjalankan ibadah. Ketika hati seseorang dipenuhi dengan apa yang dikatakan dan didengarnya, maka dia akan berada dalam keadaan khusyu'.

Konsep khusyu dalam sholat adalah sangat penting:

1. Merupakan faktor penting di dalam membuat seseorang sukses di dalam hidupnya saat ini dan kemudian. Bagaimanapun, orang-orang yang beriman, yang dapat khusyu' dalam sholatnya, adalah pemenang.

2. Merupakan suatu faktor kontribusi dalam menerima sholat.

3. Merupakan cara-cara untuk mendapatkan pahala lebih dari Allah S.W.T, semakin seseorang khusyu' dalam sholat, semakin besar pahala yang akan didapat.

4. Tanpa khusyu, hati kita tidak dapat dengan mudah dibersihkan.

Cara-cara agar dapat Khusyu':

A. Sebelum Sholat

1. Seorang muslim harus mengetahui Tuhan-nya dengan sangat. Mengetahui kepada siapa dia menyembah akan membuatnya menjadi penyembah yang lebih baik. Memiliki pengetahuan yang jelas dan otentik tentang Allah akan meningkatkan Cinta-Nya di hati kita. Sebagai konsekuensi, keimanan kita akan bertambah.

2. Hindari melakukan dosa-dosa besar dan kecil akan sangat membantu agar khusyu, karena hati akan menjadi lebih mendalami firman-firman Allah selama dan setelah Sholat.

3. Membaca Al-Qur'an lebih sering dan konsisten akan melembutkan hati dan mempersiapkan agar khusyu'. Hati yang keras tidak akan dapat khusyu'.

4. Perkecil keterkaitan akan masalah-masalah dunia. Mengingat Hari Kemudian akan membantu melawan keterkaitan dengan hidup.

5. Hindari tertawa berlebihan dan argumentasi yang tidak berguna karena hal-hal tersebut akan memperkeras hati dan menjadikan kurang keinginan belajar.

6. Berhentilah bekerja begitu kamu mendengar azan. Ketika kamu mendengar panggilan untuk sholat, ulangi perkataan Mu'azin dan kemudian berdo'alah. Hal ini akan mempersiapkan diri anda untuk transisi dari bisnis (urusan) dunia dengan urusan sholat.

7. Berwudhulah seketika mendengar azan, yang akan membuat anda tidak menunda sholat. Wudhu juga dapat menjadikan kita berada di zona penyangga sebelum melaksanakan sholat.

8. Pergi ke masjid lebih cepat untuk melakukan sholat dan dilanjutkan dengan menyebut Allah akan menjadikan setan pergi dan membantu kita agar konsentrasi.

9. Waktu tunggu untuk sholat akan membantu kita berada di zona penyangga antara pikiran sebelum dan selama menjalankan sholat.

B. Selama Sholat

1. Iqomah itu sendiri merupakan tanda bagi kita untuk mempersiapkan agar lebih baik dalam melaksanakan sholat. Ingatlah saat Rasulullah berkata pada Bilal (r.a.), "Mari kita nikmati akan kenyamanan dalam sholat."

2. Ketika anda berdiri menghadap Kiblat ingatlah hal-hal berikut:

a. Mungkin itu merupakan sholat terakhir anda dalam hidup. Tidak ada garansi untuk hidup lebih lama untuk melaksanakan sholat berikutnya.
b. Anda berdiri diantara tangan Allah, Tuhan dunia. Bagaimana anda masih disibukkan dengan hal lainnya?
c. Malaikat kematian sedang mengejar anda.

3. Jangan lupa melakukan Isti'azah. Hal tersebut akan menghindarkan anda dari bisikan-bisikan setan.

4. Fokuskan mata anda pada tempat sujud. Hal ini akan membantu anda untuk lebih berkonsentrasi.

5. Ketika membaca Al-Fatihah, cobalah untuk mendengar respon dari Allah kepada anda setelah membaca setiap ayatnya. (ketika anda mengucapkan, "Alhamdulillahi Rabbil 'alamin) Allah akan merespon: "Hamba-Ku memuji-Ku." dan lain-sebagainya. Perasaan berbicara kepada Allah ini akan meletakkanmu pada mood (suasana hati) yang baik akan khusyu'.

6. Memperindah bacaan Al-Qur'an akan berdampak positif pada hati anda.

7. Bacalah Al-Qur'an dengan perlahan dan usahakan untuk memahami artinya secara mendalam.

8. Direkomendasikan untuk mengganti Surah-surah yang anda baca dari waktu ke waktu untuk mengindari seperti mesin dalam membacanya.

9. Alternatif antara sunah otentik yang beragam seperti membaca do'a-do'a pembuka yang berbeda di setiap sholat.

10. Tidak diragukan lagi, memahami Bahasa Arab akan membantu anda fokus dalam memahami artinya.

11. Berinteraksilah dengan setiap ayat yang dibaca:

a. Jika anda mendengar ayat tentang Allah, besarkanlah nama-Nya dengan perkataan "Subhana Allah"
b. Jika anda mendengar ayat tentang neraka, katakanlah "A'uuthu billahi mina-n-naar".
c. Jika anda mendengar perintah untuk beristigfar, maka beristighfarlah.
d. Jika anda mendengar ayat yang memerintahkan untuk bertasbih, maka bertasbihlah.

12. Interaksi-interaksi ini akan sangat membantu anda untuk tetap fokus.

13. Saat anda bersujud, ingatlah bahwa posisi ini akan membawa anda lebih dekat kepada Allah. Gunakan kesempatan tersebut untuk berdo'a. Investasikan saat-saat tersebut untuk membaca do'a.

C. Setelah Sholat

e. Saat melakukan tasliim, beristighfarlah kepada Allah seperti saat anda melakukannya selama sholat.

f. Saat anda memuji Allah, berterimakasihlah pada-Nya dari lubuk hati anda bahwa anda mengalami pengalaman akan sholat yang indah di dalam hati anda.

Membiasakan hal ini akan membuat anda lebih siap dalam melakukan sholat berikutnya, karena anda akan selalu ingin fokus dalam sholat.

g. Satu kesempurnaan akan membawa pada kesempurnaan yang lain. Jika sekali seseorang melaksanakan sholat dengan sempurna, maka kemudian dia akan menjadikan dirinya termotivasi untuk melanjutkannya dalam level yang sama.

Semoga Allah mengisi hati kita dengan Khusyu'. Amin.

Beranilah
Bersiaplah untuk berjuang
Bertahanlah
Yakinlah bahwa Islam akan memperoleh Kemenangan.

Takutlah pada Allah dimanapun anda berada di segala waktu dan segala tempat.

Berdirilah untuk Islam bagaimanapun orang suka atau tidak suka.
Dedikasikan diri anda untuk mengubah dunia. Pergilah untuk melawan butiran-butiran (kesewenang-wenangan)
Dunia membutuhkan anda. Anda adalah komunitas terbaik bagi pertumbuhan umat manusia.

Oleh Dr. Mamdouh N Mohamed
Associate Professor pada American Open University

Ayat Kursi

Khasiat Ayat Kursi :

☑ Baca pd saat keluar rumah ,
70000 malaikat akan menjagamu dari semua sisi

☑ Baca saat masuk rumah ,
kemiskinan tidak akan memasuki rumahmu .

☑ Baca setelah berwudhu ,
Derajatmu akan dinaikkan 70 tingkat .

☑ Baca pada saat tidur ,
malaikat akan menjagamu sepanjang malam .

☑ Baca setelah sholat ,
maka jarak antara kamu dan surga hanyalah kematian .

Sampaikanlah kepada orang lain,
maka ini akan menjadi Shadaqah Jariah pada setiap orang yang anda kirimkan pesan ini,
Dan apabila kemudian dia mengamalkannya, maka kamu juga akan ikut mendapat pahalanya sampai hari kiamat.......

☑Kenapa kita tidur kalau Allah memanggil ?
Tapi sanggup tahan mengantuk saat menonton film selama 3 jam?

☑Kenapa kita bosan saat baca al-qur'an?
Melainkan kita lebih rela membaca timeline twitter, wall facebook, novel atau buku
lain?

☑kenapa kita senang sekali mengabaikan pesan dari Allah?
Tpi kita sanggup memforward pesan yang aneh-aneh ?

☑Kenapa masjid semakin kecil ?
Tapi bar dan club,semakin besar?

☑Kenapa kita lebih sangat senang menyembah ARTIS?
Tapi sangat susah untuk menemui ALLAH?

Pikirkan itu

☑Apakah anda akan memforward pesan ini..?

☑Apakah anda akan mengabaikan pesan ini karena takut ditertawakan dengan yang lain ?

Allah Berkata: "Jika kamu menyangkal Aku di depan teman-temanmu, Aku akan menyangkal kamu pada saat hari penghakiman..."

Ada 2 pilihan untuk anda.

1. Biarkan didalam ввм..catatan atau pikiran anda tanpa bermanfaat untuk org lain.

2. Anda sebarkan pada semua kenalan anda. .
Rasulullah SAW bersabda,

"Barang siapa yang menyampaikan 1(satu) ilmu saja dan ada orang yg mengamalkan, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala.

SUBHANALLAH..

Kamis, 28 Juni 2012

Tugas Pak Suyanto Pajak ..


TUGAS!
PPh Pasal 21

1.         Hasan bekerja pada perusahaan PT ABC dengan gaji sebulan Rp 3.500.000. PT ABC masuk program jamsostek, premi asuransi kecelakan kerja dan premi asuransi kematian ditanggung oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing 0.24% dan 1%. Disamping itu pemberikerja juga menanggung iuran pensiun yang dibayarkan ke yayasan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menkeu dan iuran JHT masing-masing sebesar 5% dan 3% sedangkan ditanggung Hasan masing-masing 5% dan 2%, semua dihitung dari gaji. Hasan menikah dan mempunyai 1 anak

2.                 Tio status menikah dan belum mempunyai anak pada bulan maret  2006 bekerja selama 10 hari pada PT. Mentari, menerima upah sebesar Rp 200.000,- per hari


3.        Radityo seorang dosen UG, status menikah dan mempunyai 3 anak. Mulai Pebruari 2006 mendapat tugas belajar S2 dari pihak kampus dengan beasiswa sebesar Rp 6.000.000,- sebulan


*ndang dikerjakan guys :)) esspecially Manajemen smest VI ... Selamat mumet Ria .. @,@

Rabu, 06 Juni 2012

SKRIPSI .. waw .. :)

Skripsi ..
what the Skripsi ??

waow ,, kayaknya kok ngeri gitu ya denger mau skripsi ...
belom ngerjain uda parno duluan ,,, hihihi
daripada kita parno duluan .. yuk kita baca - baca tentang kutipan kecil seputar skripsi
*maklum mahasiswa smest 6 bntr lg aku jg mau skripsi ni* hehe 

Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/ fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku.
Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan ketrampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Istilah skripsi sebagai tugas akhir sarjana hanya digunakan di Indonesia. Negara lain, seperti Australia menggunakan istilah thesis untuk penyebutan tugas akhir dengan riset untuk jenjang undergraduate (S1), Postgraduate (s2), PhD dengan riset (S3) dan disertation untuk tugas riset dengan ukuran yang kecil baik undergrduate (sarjana S1) ataupun postgraduate (pascasarjana). Sedangkan di Indonesia Skripsi untuk jenjang S1, Tesis untuk jenjang (S2) dan Disertasi untuk jenjang (S3).[2]
Dalam penulisan skripsi, mahasiswa dibimbing oleh dua orang pembimbing yang berstatus dosen pada perguruan tinggi tempat mahasiswa kuliah. Kedua pembimbing tersebut disebut dengan istilah Pembimbing I dan Pembimbing II. Biasanya, Pembimbing I memiliki peranan yang lebih dominan bila dibanding dengan Pembimbing II.
Proses penulisan skripsi ditentukan oleh setiap perguruan tinggi, penulisan skripsi atau Judul Skripsi pada umumnya tidak jauh berbeda dengan perguruan tinggi yang lainnya.
Proses penyusun skripsi adalah sebagai berikut:

  1. Pengajuan judul skripsi
  2. Pengajuan proposal skripsi
  3. Seminar proposal skripsi
  4. Penelitian
  5. Setelah penulisan dianggap sempurna oleh Pembimbing I dan Pembimbing II, mahasiswa diuji hasil tulisan dari penelitian karya ilmiahnya tersebut.
Karakteristik skripsi
  1. Merupakan karya ilmiah sehingga harus dihasilkan melalui metode ilmiah.
  2. Merupakan laporan tertulis dari hasil penelitian pada salah satu aspek kehidupan masyarakat atau organisasi (untuk ilmu sosial). Hasil penelitian ini dikaji dengan merujuk pada suatu fenomena, teori atau hasil-hasil penelitian yang relevan yang pernah dilaksanakan sebelumnya.
dikuti dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Skripsi
 
Mungkin dengan sedikit kutipan yang saya ambil dari Wikipedia sobat bisa mengerti apa yang dimaksud dengan skripsi atau lebih simple-nya adalah Definisi Skripsi adalah karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/ fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis.
Untuk sebagian Mahasiswa Skripsi adalah sesuatu yang lumrah dan wajar dan tidak terlalu bermasalah, namun untuk sebagian Mahasiswa lainnya skripsi bisa menjadi suatu problem yang cukup serius karena skripsi adalah salahsatu syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelas S1 dan skripsi ini juga yang menjadi pembeda antara jenjang pendidikan Sarjana dan Diploma.
Lalu apakah ada syarat-syarat tertentu sebelum seorang Mahasiswa dapat mengajukan dan menulis skripsi? tentunya ada! apa saja syarat penyusunan skripsi ini? Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum seorang Mahasiswa dapat menulis / menyusun sebuah skripsi dan tergantung pada kebijakan Universitas masing-masing, karena setiap Universitas memiliki peraturan tersendiri. Namun pada umumnya syarat seorang Mahasiswa dapat menulis / menyusun sebuah skripsi adalah jumlah SKS harus sudah terpenuhi, tidak boleh ada nilai D apalagi E, IP Kumulatif semester minimal 2.00, dan lain-lain.
Pada intinya skripsi bukanlah sesuatu yang sulit, namun karena terkadang semuanya didadak (dadakan) tanpa persiapan apapun sehingga banyak orang menganggap Skripsi adalah suatu problem yang cukup besar. Jadi pada intinya juga skripsi adalah sesuatu hal yang harus dipersiapakan secara serius dan matang-matang. Karena tanpa persiapan skripsi = mimpi buruk bagi setiap Mahasiswa yang menghadapinya.
So, persiapkanlah skripsi itu dari sekarang sehingga kita sudah mempunyai bekal ketika nanti kita sudah dapat / berhak untuk menulis sebuah skripsi. Dan pastinya skripsi yang sudah dipersiapkan dari awal akan berdampak lebih baik dari pada skripsi yang disusun secara mendadak. Bagaimana kita bisa mempersiapkan / mempelajari cara penyusunan skripsi jika bentuk / format skripsi-pun belum tau. Baiklah, yang kita butuhkan pertama kali adalah kumpulan contoh-contoh skripsi lengkap untuk dipelajari dan dijadikan bahan referensi skripsi kita nantinya.

Selasa, 17 April 2012

tips - tips yang bisa kita lakukan dalam hubungan kita dengan pasangan

10 Hal Penting Dalam Membina Hubungan Cinta.

Mungkin hal ini sering Anda dengar di beberapa milis ataupun dalam bentuk artikel tertulis.

Saya hanya ingin membagikan sedikit hal yang pernah menjadi pengalaman hidup saya, semoga ini dapat membantu rekan - rekan yang sedang membina hubungan dengan pasangannya atau yang akan membina hubungan.

1. Hargai dan cintai pasangan Anda dengan apa adanya dia.
Mungkin hal ini adalah hal yang terlihat mudah, tapi cobalah bertanya pada diri sendiri apakah hal simpel ini sudah Anda lakukan. Apakah Anda akan memiliki tipe kesukaan khusus untuk standar pasangan hidup Anda? Apakah Anda memiliki karakter yang menginginkan sesuatunya berjalan sesuai dengan keinginan Anda? Apapun itu, hal terbaik yang dapat kita jalani bersama pasangan kita adalah kebersamaan. Ketika Anda memiliki kebersamaan yang sempurna, hal - hal fisik menjadi tidak begitu berarti. Jangan pernah bermain api untuk menyatakan cinta kepada seseorang yang tidak benar - benar Anda sukai, tentunya Anda tidak harus menunggu sampai Anda benar - benar cinta mati kepadanya (Mustahil seseorang cinta mati kalau tidak pernah menjalin hubungan pertemenan sebelumnya).
Cobalah bertanya pada diri sendiri, apakah Anda dapat membayangkan menjalani kehidupan bersama dia?
Hargai dan cintai pasangan Anda seperti apa dirinya dan bukan menurut kacamata diri Anda.

2. Uang memang penting tapi bukan segalanya.
Jangan pernah mengatasnamakan uang sebagai alasan Dia menjadi pasangan Anda (apabila Anda seorang cowok). Mungkin ada sebagain "kecil" orang yang menjadikan uang sebagai parameter mereka dalam mencintai seseorang, tapi yakinlah orang seperti ini tidak banyak. Yang paling sering terjadi adalah: Anda menciptakan bayangan dalam benak Anda dan mengaitkan uang dengan wanita, dan merasa bahwa mereka hanya menginginkan uang Anda.

Stop... segera tarik diri untuk sementara waktu ketika Anda mulai memikirkan hal ini. Mereka para wanita hanya ingin Anda pulang dalam keadaan selamat dan memberikan sebuah kecupan di saat malam hari sebelum tidur dan sebuah kata sayang dari mulut Anda (tentunya Anda juga harus menafkahi kehidupan keluarga jika Anda sudah berkeluarga).

Bagi para wanita yang saya sebut "sebagian kecil" tadi. Sedikit saran dari saya, rubahlah sikap itu. Berdasarkan pengalaman saya dalam berkumpul dengan orang - orang yang kaya ataupun sangat kaya, mereka sangat menginginkan cinta dan kebersamaan yang luar biasa dari pasangannya dan tidak melihat seberapa banyak harta yang dia miliki.

3. Ijinkan dia menjalani kehidupannya sendiri.
Jangan pernah membatasi pergerakan pasangan Anda, tapi jalinlah hubungan yang harmonis dan saling percaya. kalau sebuah pasangan memiliki sebuah hubungan yang bahagia, saya yakin 100% tidak akan ada pihak yang ingin mencari kebahagiaan lain di luar.

Ijinkan pasangan Anda bekerja, pergi bersama teman - temannya dan menjalani kesukaannya. Percayalah, sebuah pasir yang Anda genggam terlalu erat akan jatuh berserakan. Begitu pula dengan hubungan sebuah pasangan. Dan jangan terlalu sering menelpon menanyakan keberadaannya... hal ini baik kalau dalam batas normal, tapi kalau udah kelewatan setiap orang juga akan kesal.

4. Cinta bukanlah Sex dan Sex belum tentu adalah cinta.
Sex... adalah hal yang sangat luar biasa apabila dilakukan dalam koridor yang benar. Tapi ketika sex sudah menjadi satu alasan dalam menjalani kehidupan pacaran (belum menikah), maka hal ini harus diwaspadai. Seseorang pria dapat melakukan sex tanpa cinta dan seorang wanita pada umumnya melakukan sex karena cinta, bayangkan betapa bahayanya ketika 2 pemikiran ini berada dalam satu kondisi!!!

Seorang pria dapat mengatakan seribu kata cinta demi mendapatkan sex dan seorang wanita sangat rawan jatuh akan bujuk rayu ini. Mulailah jadikan sebuah pasangan yang sehat, tanpa sex. Percayalah ketika Anda belum menikah, sex akan menjadi candu yang mematikan!!! Para kaum lelaki yang telah merasakan sex pra nikah, akan mencari sex - sex yang lain ketika membina hubungan dengan wanita lain dan bayangkan betapa sakitnya para wanita yang menjadi korban ini. So... Kick out FREE SEX from our relationship.

5. Jangan sekali - kali mengucap kata PUTUS.
PUTUS adalah terkadang hal yang mudah diucapkan ketika pikiran sedang kalut atau berantem dengan pasangan kita. So, mulai hari ini jangan membiasakan kata - kata negatif menjadi bagian dalam sebuah hubungan. Perkataan negatif yang sering Anda lakukan akan menjadi kebiasaan Anda, dan kebiasaan buruk akan menjadi karakter yang buruk. Karakter yang buruk sudah pasti akan menghasilkan hasil yang buruk. Apabila ada permasalahan, tariklah diri dalam - dalam sesaat. Membicarakan sebuah solusi ketika hati dan otak sedang tidak berinteferensi dengan baik sama saja dengan membuat sebuah keputusan yang akan Anda sesali seumur hidup Anda. Percayalah.. .Tulislah perasaan / ganjalan Anda dalam bentuk surat kalau Anda memang tidak sanggup mengutarakan secara langsung, atau tinggalkan pesan melalui voice recorder... Anda pasti akan merasa lebih baik dan penyesalan seumur hidup akan Anda hindari.

6. Apabila Anda salah, minta maaflah.
Meminta maaf terkadang menjadi hal yang sangat susah untuk diutarakan, baik kepada pasangan atau kepada siapapun. Guys, be a gentleman. Kalau Anda salah, minta maaflah. Hal ini berlaku juga pada pasangan Anda, kalau Anda melakukan sesuatu yang salah segeralah minta maaf. Jangan biarkan masalah kecil berlarut - larut, ingatlah masalah besar selalu bermuara pada masalah kecil yang dipendam dalam kurun waktu lama. Mungkin BOM tidak akan meledak dalam waktu singkat, tapi dapat diyakini dalam kurun waktu 1 - 2 tahun hal ini akan menjadi pemicu masalah yang lebih besar.

7. Harga diri tidak akan membantu Anda dalam membina hubungan cinta.
Sebuah harga diri yang tinggi dan integritas yang tinggi akan membantu Anda dalam dunia kerja / bisnis. Tapi ketika hal tersebut Anda korelasikan dalam hubungan cinta... Semua itu tidak akan berarti. Saya pernah melakukan kesalahan fatal yang saya sesali sampai hari ini. Suatu saat hubungan cinta saya dengan seseorang yang begitu berarti kandas hanya dalam waktu 1 malam, 1 malam yang selalu menghantui sepanjang mimpi saya sampai hari ini. Dengan mudahnya dan sombongnya saya mengucapkan kata putus dengan pasangan saya dan memutuskan dia begitu saja, ketika dalam hati saya ada perasaan yang berkata untuk meminta maaf di sisi lain arogansi saya tidak bisa diajak kompromi. Hasilnya? Tentu teman - teman sudah tahu sendiri. Barangsiapa menjadikan arogansi dan kesombongan dalam hidupnya, dialah yang menuai hasil buruk.

8. Bekerja keraslah...
Kita hidup dalam dunia nyata dimana segala sesuatu perlu materi untuk dapat menjalankan kehidupan yang bahagia (bukan sinetron loh... tidak jelas kerjanya tapi mikirin cinta mulu, sudah gitu rata - rata kaya. He he he).

Jangan pernah berharap kehidupan bahagia dengan pasangan Anda, kalau Anda tidak mau bekerja keras dari saat ini. Jika memungkinkan bekerja bersama - sama pasangan, itu akan lebih baik tapi jika Anda belum siap secara mental. JANGAN PERNAH LAKUKAN!!! Beban kerja yang belum siap Anda tanggung (bagi para cowo) akan menjadi masalah baru dalam hubungan kalian.

Para cowo, bekerja keraslah dan bangunlah visi sebaik mungkin sesuai dengan kapasistas Anda. Pasangan Anda pasti akan bangga mendampingi seorang cowok yang memiliki visi tulus untuk masa depan bersama dan JANGAN pernah berpikir bahwa pasangan Anda hanya memanfaatkan Anda untuk meraih kemudahan materi. STOP think about it!!!. Mereka tidak berpikir seperti itu kok.

Para cewe, dampingin pasangan Anda. Anda tidak harus menjadi seorang konsultan bisnis atau ahli pada bidang tertentu. Seorang cowo yang sedang stress karena beban pekerjaannya hanya perlu satu aktifitas : LISTENED ... Dengarkan beban pikirannya, peluk dia dan beri kecupan sayang. Saya jamin, Anda akan lebih hebat daripada konsultan sekelas Hermawan Kartajaya sekalipun.

9. Carilah Tuhan .... (Make it the first priority)
Tuhan sering menjadi hal yang kita lupakan dalam bagian kehidupan kita. Guys, kita ada disini karena orang tua dan kasih karunia Tuhan. Apapun agama dan keyakinan Anda, muaranya tetap satu kok: Cinta Tuhan. Jadi serahkan hubungan kalian kepada-Nya juga, Dia yang paling tahu yang terbaik bagi hidup kita. Ada saatnya kehendaknya tidak sama dengan kehendak kita dan kita terlalu bandel untuk "ngotot" dengan pola pemikiran kita yang tidak sesuai dengan kehendak kita.

Apapun itu, carilah Tuhan kembali dan libatkan Dia dalam hubungan cinta Anda.

10. Cinta sama halnya dengan berinvestasi.
Memilih sebuah cinta hampir sama dengan memilih sebuah investasi yang baik. Jangan terlalu gembor - gembor mencari perhatian kesana kemari dan membuang energi untuk menarik perhatian banyak cewe / cowo sekaligus. Sabarlah, jadilah penonton yang baik sambil Anda menyiapkan radar - radar Anda untuk menangkap sinyal yang sesuai dengan frekuensi Anda.

Bagaimana kalau sudah lama jomblo? So what gitu loh. Anda tidak harus melewatkan akhir pekan bersama pasangan Anda, Anda bisa gunakan dengan teman atau sekedar ke gym dan melakukan aktifitas Anda lainnya yang positif (pengalaman pribadi He he he). Persiapkan diri Anda sebaik mungkin ketika Anda jomblo. Jadi ketika Anda sudah memiliki pasangan Anda sudah siap secara mental dan teknis.

Tapi, begitu Anda yakin Anda menemukan orang yang Anda benar - benar sukai. Itulah saatnya Anda menyiapkan amunisi Anda untuk membayar portfolio investasi Anda (He he he. Tapi jangan poligami yah...). Berusahalah untuk mendapatkan cintanya tapi dalam kadar dan kapasitas Anda dan jangan sekali - kali Anda menjadikan diri Anda sesuai kapasitas orang lain. Itu tidak akan banyak membantu Anda, PERCAYALAH.

PS:
Sebarkan artikel ini kepada teman - teman Anda, Anda boleh mengedit atau menambahkan isi artikel ini sesuai dengan pengalaman Anda. Ini tidak akan memberikan kutukan atau keberuntungan, yang ada hanyalah perasaan bahagia ketika Anda bisa membantu memaknai hubungan orang lain. So... teruskan artikel ini kepada rekan - rekan Anda, pasangan Anda, musuh Anda atau siapapun juga.

Tuhan memberkati kita semua.

AndCha Forever

Minggu, 12 Februari 2012

Kebijakan Perdagangan Internasional

Kebijakan adalah suatu kecermatan, ketelitian, dan langkah yang di ambil untuk mengatasi suatu masalah. Kebijakan diambil berdasarkan fakta-fakta dan pengalaman masa lalu. Berdasarkan pengertian kebijakan tersebut, kebijakan perdagangan internasional adalah rangkaian tindakan yang akan diambil untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan internasional guna melindungi kepentingan nasional.
Jenis-jenis kebijakan dapat diberlakukan untuk impor dan ekspor yaitu ;
a. Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor
Ada beberapa keburukan mengimpor suatu barang. Salah satunya adalah perusahaan dalam negeri yang memproduksi jenis barang yang sama akan gulung tikar karena kalah bersaing dengan barang impor. Untuk itulah, pemerintah harus melindungi atau bertindak untuk mengatasi keburukan itu dengan jalan memberi perlindungan (proteksi). Perlindungan itu banyak jenisnya, yaitu :
(1) Kuota merupakan jumlah yang ditetapkan untuk suatu kegiatan dalam satu masa atau suatu waktu tertentu. Jadi, kuota dalam impor adalah total
jumlah barang yang dapat diimpor dalam masa tertentu. Ketika
diberlakukan perdagangan bebas, kuota tidak dapat dipakai lagi karena
dapat menghambat perdagangan internasional.
(2) Tarif. Kebijakan tarif diambil pemerintah dengan menetapkan tarif tinggi untuk mengimpor suatu jenis barang. Dengan pengenaan tarif ini, harga barang impor menjadi mahal, sehingga barang sejenis yang diproduksi di dalam negeri akan memiliki daya saing dan dibeli konsumen. Penganut perdagangan bebas mengenakan tarif yang rendah atas barang-barang impor. Sebaliknya, begara proteksionis mengenakan tarif yang tinggi untuk
barang impor.
(3) Subsidi. Karena ada perbedaan harga antara barang impor dan barang dalam negeri, ada kemungkinan harga brang impor lebih murah daripada
harga barang produksi dalam negeri. Supaya harga barang produksi dalam
negeri dapat ditekan, pemerintah dapat memberi subsidi pada produsen
dalam negeri. Dengan pemberian subsidi ini, harga barang dalam negeri
menjadi murah.
(4) Larangan impor. Dengan berbagai alasan, ada barang tertentu yang dilarang diimpor. Misalnya, barang-barang yang berbahaya untuk
masyarakat. Larangan impor bisa jadi dilakukan untuk membalas tindakan
negara lain yang telah lebih dulu melarang impor barang suatu negara.
Selain itu, larangan impor dapat pula dilakukan untuk menghemat devisa.


b. Kebijakan perdagangan internasional di bidang ekspor
Sama halnya dengan kebijakan perdagangan internasional di bidang impor, kebijakan di bidang ekspor juga ditujukan untuk melindungi produksi dalam negeri disamping memperoleh keuntungan. Beberapa kebijakan perdagangan internasional di bidang ekspor, yaitu :
(1) Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang
yang berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya. Untuk barang
yang sama, harga untuk negara yang satu lebih mahal atau lebih murah
daripada negara lainnya. Hal ini dilakukan atas dasar perjanjian atau dalam
rangka perang aktif.
(2) Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk memajukan ekspor
adalah dengan memberi premi kepada badan usaha yang melakukan
ekspor. Pemberian premi (subsidi) itu antara lain berupa bantuan biaya
produksi serta pembebasan pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan agar
barang ekspor memiliki daya saing di luar negeri.
(3) Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan
menetapkan barang ekspor (harga baranag diluar negeri) lebih murah
daripada harga didalam negeri. Cara ini hanya dapt dilakukan bila pasar
dalam negeri dikendalikan atau dikontrol oleh pemerintah.
(4) Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan dimana masing-masing
pemerintah memberi kebebasan daam ekspor dan impor.
(5) Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara untuk melarang
ekspor barang barang-barang tertentu ke luar negeri. Penyebabnya bisa
karena alasan ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Rabu, 01 Februari 2012

Tugas Manajemen Strategik (Suyanto,SE) ke-7


BALANCED SCORECARD KONSEP DAN IMPLEMENTASI:

SEBAGAI STRATEGI PERUSAHAAN

Abstract.

BSC menjadi demikian populer karena lebih dari sekedar pengukur kinerja, melainkan sebagai strategi korporasi. Keunggulannya dibanding dengan konsep pengukuran lain adalah keterkaitan antara empat persfektif BSC itu sendiri. Dengan menggunakan data sekunder terkini, kajian dilakukan untuk menjelaskan bagaimana pengalaman korporasi menggunakan BSC sehingga mampu memberikan manfaat lebih dari ukuran kinerja lainnya. Bahkan, BSC oleh berbagai akademisi diintegrasikan terhadap konsep lain untuk memperoleh alat yang sinergi dalam pengembangan korporasi.

1. Pendahuluan

Dalam kajian manajemen strategik, pengukuran hasil (performace) memegang peran sangat penting, karena ini tidak saja berkaitan dengan penentuan keberhasilan akan tetapi menjadi ukuran apakah strategi berhasil atau tidak. Artinya hasil akan dijadikan ukuran apakah strategi berjalan baik atau tidak; bila organisasi tidak dapat mencapai hasil maka diagnosa pertama menunjukkan bahwa strategi tidak berjalan. Dalam ukuran yang dinilai tradisionil, Whelen (2006) menunjukkan bahwa ROI (Return Investment) mengandung berbagai kelemahan. Kelemahan ini bagaimanapun memaksa praktisi memikirkan ukuran yang lebih komprehensif yang dapat digunakan. Di Amerika, misalnya, dikenal Malcolm Baldrige National Quality yang setiap tahunnya memberikan penghargaan melalui acara yang sangat bergengsi. Bagaimanapun program seperti di atas berpengaruh terhadap kinerja bisnis. Sejumlah korporasi turut serta dalam penilaian dan hasil penilaian tim independen dengan menggunakan prinsip Malcom Baldrige National Quality dimana hasilnya tiap tahun diumumkan. Sepanjang ini program ini diyakini telah meningkatkan daya saing bisnis Amerika di pasar global, karena program ini telah meningkatkan kualitas bisnis. Adapun perspektif bisnis yang dikembangkan dalam program ini adalah :

1) Fokus kepada hasil pelanggan,

2) Hasil barang dan jasa

3) Hasil keuangan dan pasar

4) Hasil sumberdaya manusia

5) Ketertarikan hasil organisasi, termasuk pengukuran kinerja perusahaan

6) Tatakelola dan tanggungjawab sosial.

Dari 6 fokus yang ada di atas, selanjutnya Program ini mendeskripsikan 11 komponen yang harus ditunjukkan agar perusahaan dapat memberikan nilai.

Sama halnya dengan itu, di Indonesia dikenal satu ukuran Program Proper yang dikembangkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Ukuran ini pada dasarnya fokus kepada evaluasi aktivitas nyata perusahaan dalam menerapkan manajemen lingkungan. Setiap tahun perusahaan yang tergabung dalam program dievaluasi dan diberi peringkat mulai dari emas, hijau, biru, merah dan hitam. Masing-masing kriteria ini terkait dengan penerapan manajemen lingkungan. Adapun publikasi dari Proper menunjukkan seberapa pedulli satu perusahaan terhadap penerapan manajemen lingkungan. Kriteria penerapan manajemen lingkungan ternyata menjadi isu sentral dalam pengembangan bisnis modern sehingga harus dinyatakan menjadi satu ukuran (Anonim, 2005).

Bagaimanapun bisnis ataupun organisasi semakin berkembang maju, pesat sehingga ukuran ROI dinilai tidak saja tidak cukup akan tetapi dinilai tidak menggambarkan kondisi riil dan masa depan yang memadai sebagai satu ukuran dari perusahaan yang menggunakannya. Adapun Kaplan dan Norton (1992) mempublikasikan pertama kali tentang Balance scorecard (BSC) yang kemudian berkembang pesat, dan sampai akhir ini Kaplan telah melembagakan BSC dan mempublikasikan hasil pengamatannya setiap tahun. Berbagai publikasi Kaplan dan Norton yang berkaitan dengan BSC pada dasarnya dimaksudkan untuk membangun pemahaman dan pengalaman penggunaan BSC. Publikasi ini seperti yang berkaitan dengan Alligment (2004), Strategy (1996), Strategy Maps (2006) dan sebagai bagian daripada Strategic Management (2007). Adapun upaya yang dilakukan mereka semakin meyakinkan bahwa keberadaan daripada BSC lebih daripada sekedar alat ukur, namun menjadi bagian daripada strategi.

Dengan melakukan penelusuran terhadap publikasi terkait, diharapkan bahwa benang merah, praktek, dan kemajuan terkini terkait dengan BSC dapat dijadikan pembelajaran baik secara akademis maupun praktis.

2. Tujuan

2.1. Menjelaskan perkembangan konsep BSC sebagai bagian daripada strategi perusahaan

2.2. Menjelaskan kaitan antara BSC dan Strategi dalam perusahaan sehingga ada jaminan bahwa BSC dapat berjalan dengan baik.

2.3. Menjelaskan berbagai pengalaman dan pembelajaran perusahaan dalam menerapkan BSC sebagai bagian daripada strategi.

3. Diskusi

3.1. Pentingnya alat Ukur

Bisnis dipahami sebagai satu sistem, dimana hasil yang diperoleh adalah sebagai hasil daripada tindakan perusahaan secara terencana. Dalam bisnis diakui adanya “cause and effect relations”, hasil yang diperoleh adalah akibat dari tindakan perusahaan. Memang harus diakui akan adanya konsep win fall yang menunjukkan satu perusahaan mendapat keuntungan di luar strategi yang dirancang oleh perusahaan itu sendiri. Sesuai dengan itu, dalam model pengajaran bisnis yang modern, salah satu tahapan yang dikenal adalah “pengukuran hasil”. ROI menjadi alat ukur hasil sangat “disukai” karena dinilai sederhana dan mudah diterapkan. Walau sesungguhnya ROI mempunyai kelemahan karena sangat dipengaruhi oleh; 1) kebijakan penyusutan, 2) sensitif terhadap nilai buku, 3) praktek transfer pricing, 4) perhatian sering fokus kepada jangka pendek, 5) tidak bisa dibandingkan antar perusahaan yang berbeda, 6) sangat dipengaruhi oleh keadaan perekonomian secara umum, dan 7) dipengaruhi oleh pengelolaan persediaan (LIFO dan FIFO).

Kelemahan demikian memaksa pada praktisi bisnis dan akademisi untuk memformulasi ukuran yang dapat digunakan akan tetapi sekaligus dapat memenuhi tuntutan. Dalam kaitan ini patut digarisbawahi misalnya Total Quality Management yang menekankan adanya komitmen terhadap perbaikan mutu. Mutu dalam kaitan ini diakui sebagai jiwa daripada perusahaan, perusahaan yang tidak mempunyai mutu bagaimanapun akan runtuh. Oleh karena itu, disamping memperoleh keuntungan (ROI tinggi) perusahaan juga diharapkan untuk menerapkan prinsip perbaikan mutu. Seluruh unit perusahaan ataupun organisasi diharuskan dapat menerapkan perbaikan mutu.

Salah satu kebutuhan terhadap alat ukur adalah dibutuhkannya alat ukur yang komprehensif, yang tidak harus mempertentangkan satu perspektif terhadap perspektif lain. Misalnya, orientasi terhadap pelanggan akan mengakibatkan perhatian terhadap penerimaan. Hal demikian harus dicatat, karena berbagai aliran dalam manajemen seperti Total Quality, Pendekatan Team, dll sebelum muncul BSC dimaksudkan sebagai alat ukur. Artinya alat ukur menjadi kebutuhan bukan saja sebagai alat evaluasi, akan tetapi sebagai bagian dari strategi. Apa yang dikatakan Kaplan dan norton (1992) “What you measure is you get” adalah pertanda bahwa apa yang dijadikan alat ukur bisnis itupula yang akan dicapai. Kalau demikian, maka strategi mempunyai posisi strategis untuk mencapai ukuran. Adapun ukuran yang hendak dicapai haruslah memenuhi kriteria berikut.

a) mewakili visi misi organisasi

b) menajawab kebutuhan pemangku kepentingan, oleh karena itu harus flesibel.

c) dapat terukur dengan baik tanpa membutuhkan waktu yang lama

d) menjawab kebutuhan perusahaan di tengah-tengah industri.

Adapun pentingnya alat ukur semata-mata tidak hanya dimaksudkan untuk mengukur kinerja, akan tetapi memastikan BSC organisasi menggunakan strategi yang tepat. Sehingga, apa yang disebut oleh Kaplan bahwa kinerja akan menentukan strategi yang digunakan benar adanya. Pengalaman FMC Corporation menggunakan BSC dapat dicatat sebagai solusi dalam menggunakan BSC. FMC Corporation adalah perusahaan dengan jumlah produk lebih dari 300 jenis, dengan adanya fenomena konflik antar devisi. Perusahaan dengan devisi yang intensif mengambil inisiasi malah dihadapkan kepada permasalahan. Slogan untuk berbagai inisasi malah membuat pusing dan tanda-tanda yang beragam. Apa yang dicatat Kaplan tentang perusahaan ini adalah bahwa dengan penerapan BSC tidak lagi didapat kebingiunan antara devisi, akan tetapi masing-masing devisi menggunakan inisiasi untuk mencapai sasaran atau kinerja yang telah ditentukan. Bagi perusahaan ini perumusan kinerja dan target telah berubah menjadi strategi yang haru diterapkan oleh perusahaan secara integratif. Artinya, penerapan BSC berubah menjadi bagian dari strategi organisasi. Sehingga disimpulkan dampak daripada penerapan BSC adalah adanya perubahan dalam sistem manajemen secara keseluruhan.

3.2. Mengenal Konsep Balance Scorecard

Adalah Kaplan dan Norton dalam makalahnya yang menggagas pentingnya konsep BSC. Anonim (2005) mendefinisikan BSC sebagai sistem manajemen strategi dan pengukuran yang menghubungakan sasaran strategis kepada indikator yang komprehensif. Untuk itu diperjelas juga bahwa indikator yang digunakan harus merupakan kegiatan dan proses kegiatan inti lingkungan organisasi beroperasi.

Ucapannya yang mengatakan “What you measure is what you get” menjadi premis dalam penyusunan ukuran hasil yang diharapkan. Dalam studi yang dilaksanakan oleh Kaplan dan Norton (1992) terhadap 12 korporasi, didapat sebenarnya bahwa korporasi tersebut telah mengadopsi scorecard. Kapalan dan Norton melihat ada kelemahan kepada pengukuran kinerja yang dapat menonjolkan pencapaian tujuan secara terpisah, bahkan cenderung kompetitif yang pada akhirnya mengakibatkan konflik korporasi. Oleh karena itu dibutuhkan alasan untuk menggunakan konsep scorecard karena: 1) scorecard menyatukan alat dalam laporan manajemen yang utuh, kelemahan pandangan terhadap berbagai bidang yang dinilai bersaing: menjadi perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan, memperpendek waktu menanggapi, memperbaiki kualitas terhadap team, mengurangi waktu meluncurkan produk, dan mengelola untuk jangka waktu panjang; 2) scorecard menjadi pedoman untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan. Sejak 1992, konsep ini terus dikembangkan tidak saja oleh Kaplan dan Norton bahkan oleh penulis lain. Demikian juga dengan bidang yang mengadopsi BSC, semakin lama semakin banyak. Karathonous, D., and P. Karathonous (2005), meggunakan BSC untuk pendidikan, Kocakulah, M.C dan Austill, A.D.( 2007) di bidang Kesehatan.

Dalam bidang pendidikan perlu dicatat studi yang dilaporkan oleh Beard (2009) yang mengidentifikasi penerapan BSC kepada dua sekolah yang menerima penghargaan dari Malcolm Baldrige National Quality Award Program menyimpulkan bahwa perusahaan penerima penghargaan lebih memperoleh alasan yang sesuai dengan visi dan misi organisasi setelah menerapkan BSC. Penghargaan Malcolm lebih fokus kepada keberhasilan mencapai 11 sasaran, akan tetapi penerapan BSC memberikan posisi yang lebih jelas bagi perusahaan. Karena penerapan BSC dapat menjelaskan konsistensi capaian dengan visi-misi organisasi dan nilai inti serta perbaikan yang dilaksanakan oleh organisasi. Sifat BSC kemudian yang menekankan kepada sistem manajemen tidak hanya memampukan organisasi tapi juga membantu perusahaan mengklarifikasi visi dan menterjemahkannya kepada sasaran yang operasional, ukuran dan tindakan yang jelas dan sesuai dengan misi dan nilai inti organisasi.

Mutasowifin (2002), Purwanto, A.T (2003) masing-masingnya menggagas penerapan BSC pada koperasi dan pengelolaan sumberdaya alam. Artinya, karena dinilai bahwa konsep ini baik maka banyak organisasi mengadopsinya. Apapun terjemahannya di dalam Bahasa Indonesia, ide utama BSC adalah adanya satu Papan Nilai yang seimbang yang dapat digunakan sebagai alat ukur mementnukan apakah satu organisasi dinilai berhasil atau tidak. Dari definisi tersebut pengertian sederhana dari Balanced Scorecard adalah kartu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan eksternal. Konsep ini lahir dari hasil pengamatan oleh penulis yang memberikan satu jawaban bahwa perusahaan yang berhasil didasarkan kepada keseimbangan 4 hal yaitu: keuangan, customer, proses bisnis/intern, dan pembelajaran-pertumbuhan. Dari pandangan akademis, Kaplan dan Norton bersama dengan sejumlah perusahaan melakukan eksperimen. Dari awal tahun ditetapkan pengamatan terhadap keberhasilan ataupun kinerja perusahaan, sampai diputuskan bahwa 4 perspektif itu memang dapat dijadikan ukuran keberhasilan perusahaan. Sampai sekarang, Kaplan dan Norton memiliki proyek bersama dengan sejumlah perusahaan untuk menentukan cara bagaimana perusahaan agar berhasil. Berdasarkan konsep balanced scorecard ini kinerja keuangan sebenarnya merupakan akibat atau hasil dari kinerja non keuangan (customer, proses bisnis, dan pembelajaran). Pekerjaan penulis ini tidak saja dalam rumusan seperti itu, akan tetapi sampai kepada upaya memasukkan sekumpulan perusahaan. Sampai sekarang pekerjaan ini masih berjalan, sehingga muncul perusahaan ataupun konsultan yang membuat program kepada sekumpulan perusahaan untuk mengikuti programnya. Dari hasil pengamatan diakui bahwa perusahaan–perusahaan yang berada di dalamnya mengalami kemajuan karena setiap pengmbilan kebijakan tetap mempertimbangkan perspektif tersebut.

Perkembangan implementasi BSC semakin lama semakin marak, karena kemudian dilanjuti dengan bagaimana kemajuan misalnya seperti penentuan pengupahan dengan sistem BSC. Bahkan para pengguna BSC menyiapkan perangkat lunak (Software) untuk menentukan bagaimana satu bisnis dapat berhasil.

Dari perkembangan awal dapat digarisbawahi bahwa peran BSC adalah sebagai alat ukur hasil, dimaksudkan untuk evaluasi, jauh dari posisi strategis. Akan tetapi dari seri buku-buku dan riset yang ditawarkan oleh Kaplan dan Norton akhirnya diakui bahwa permasalahan BSC bukan pada level evaluasi semata, akan tetapi harus dimulai dari penyusunan strategi. Karena dalam series buku dan eksperimen yang dikeluarkan oleh Kaplan dan Norton, permasalahan BSC harus menjadi kesepakatan (komitmen) manajemen puncak sejak dari awal.

BSC menjadi populer di kalangan praktisi dan akademisi di bidang pengukuran hasil dan penuntasan masalah strategi. Pandey (2005) menjelaskan berbagai alasan mengapa BSC digunakan dalam organisasi.

1) BSC adalah alat komprehensif untuk memahami pelanggan dan kebutuhannya, dan kesenjangan kinerja.

2) BSC menyiapkan logika untuk menciptakan modal intangible dan inlektual dimana dengan pengukuran tradisional dalam sistem kinerja sulit dilakukan.

3) BSC mampu mengartikulasi strategi pertumbuhan menjadi keandalan bisnis yang fokus kepada upaya-upaya non finansial.

4) BSC memampukan karyawan memahami strategi dan kaitan sasaran ke dalam operasi perusahaan hari ke hari.

5) BSC memafsilitasi umpan balik riviu kinerja dari waktu ke waktu.

Bagaimana balanced scorecard ditinjau dari sistem manajemen strategik perusahaan? Di dalam sistem manajemen strategik (strategic management system), ada 2 tahapan penting, yaitu tahapan perencanaan dan implementasi. Posisi balanced scorecard awalnya berada pada tahap implementasi. Fungsi balanced scorecard di sini hanya sebagai alat ukur kinerja secara komprehensif kepada para eksekutif dan memberikan feedback tentang kinerja manajemen.

Dampak dari keberhasilan penerapan balanced scorecard memicu para eksekutif untuk menggunakan balanced scorecard pada tahapan perencanaan strategik. Mulai saat itu, balanced scorecard tidak lagi digunakan sebagai alat pengukur kinerja namun berkembang menjadi strategik management sistem.

3.3. Balanced Scorecard adalah strategi

Strategi korporasi diturunkan dan Visi dan Misi. Demikian penting peran strategi, sehingga kalau tujuan korporasi tidak tercapai, maka yang salah adalah strategi. Whelen (2006) menjelaskan berbagai hal penyebab kegagalan penerapan strategi yaitu: 1) komunikasi yang sulit antar staf, 2) komitemen manajemen operasional lemah, 3) gagal menerima umpan balik dan mekanismenya, 4) basis perencanaan tidak valid, formulasi strategi tidak valid, 5) perencanaan fungsional tidak konsisten, dan 6) penilaian sumberdaya tidak konsisten.

Dalam penerapan BSC, ada premis yang secara implisit didapat yaitu bahwa BSC adalah strategi. Memperhatikan BSC sebagai pengukuran kinerja mungkin itu adalah hal yang paling mudah diketahui, karena masing-masing perspektif yang kemudian diturunkan mnejadi sasaran fungsinya adalah pengukuran kinerja. Akan tetapi, bila diperhatikan bagaimana hubungan antara visi, misi dan strategi sebagai awal daripada penetapan perspektif, dapat terlihat bahwa kaitan masing-masing perspektif dengan strategi sangat kuat. Hal ini dapat terlihat pada Gambar 1. berikut.



Kaplan dan Norton (1992) menjelaskan bahwa The balanced scorecard puts strategy – not control – at the center. Maknanya adalah bahwa esensi penerapan BSC bukanlah adanya pengendalian terhadap devisi, akan tetapi setiap devisi satu korporasi sedemikian rupa akan berinisiasi, menentukan ukuran kinerja dan mengkaitkannya dengan visi, misi dan strategi korporasi. Dalam hal ini keunggulan BSC adalah teridentifikasinya struktur ataupun kerangka yang ada di korporasi guna mencapai – merealisasikan visi dan misi korporasi. Penjelasan demikian menegaskan bahwa sebelum BSC dikenalkan telah banyak dikenal berbagai program pengukuran yang mengarah kepada perbaikan: integrasi antar fungsi, skala global, perbaikan terus-menerus, tanggung jawab team yang menggantikan peran individu. Kaplan sendiri menuliskan bahwa penerapan BSC sejalan dengan prinsip semua itu. Akan tetapi yang membedakan BSC dengan berbagai konsep tersebut adalah bahwa pada BSC manajer memahami, setidaknya secara implisit kaitan antar fungsi. Lebih dari penjelasan itu, BSC juga mengarahkan manajer ke depan daripada melihat ke belakang. Hal ini mudah dipahami karena 4 perspektif: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan yang oleh Kaplan digambarkan sebagai perspektif yang berkaitan satu dengan lainnya. Bahkan dirangkum dalam satu hubungan “cause and effect relationship”. Adapun kaitan masing-masing perspektif dapat dijelaskan sebagai berikut

1) Perspektif pelanggan. Perspektif ini menunjukkan seperti apa perusahaan di mata pelanggan. Pelanggan mempunyai kemampuan teknis melihat korporasi dari berbagai sisi: waktu, kualitas, kinerja dan jasa, dan biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh pelayanan. Dimensi kebutuhan pelanggan demikian pada akhirnya akan menentukan bagaimana perusahaan dilihat oleh pelanggan. Semakin baik persepsi pelanggan, semakin baik pula nilai korporasi dimata pelanggan.

2) Perspektif keuangan. Pertanyaan yang harus dijawab korporasi di sini adalah bagaimana kita dilihat oleh pemegang saham baik pada jangka pendek maupun jangka panjang. Korporasi bisa rugi pada waktu tertentu, akan tetapi pemegang saham menyadari bahwa setelah itu korporasi akan mendapat keuntungan, sehingga dividen akan diperoleh. Semakin baik korporasi dimata pemegang saham, semakin aman korporasi memperoleh sumber modal.

3) Perspektif proses bisnis internal. Ukuran ini menunjukkan dalam proses produksi seperti apa korporasi lebih baik. Orientasi kepada pelanggan memang mutlak, akan tetapi permasalahan bagi manajemen adalah bagaimana caranya menyiapkan kompetensi yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan

4) Perspektif pembelajar dan pertumbuhan. Perspektif ini menunjukkan bagaimana korporasi dapat bertahan dan kmampu berubah sesuai dengan tuntutan eksternal.

Perhatikan dengan baik bahwa scorecard (papan nilai) diturunkan dari visi dan strategi. Hal ini menjadi kunci yang secara implisit mengingatkan bahwa perusahaan sesungguhnya digerakkan oleh visi dan misi. Bilamana visi dan misi dinyatakan dengan baik maka ini akan menjadi “mesin” penggerak semua kegiatan.

Visi dan misi yang terformulasi oleh Kaplan dinyatakan dengan 4 perspektif seperti di atas. Menurut Kaplan, terjemahan visi untuk masing-masing perspektif di atas haruslah diuji dengan masing-masing kriteria yaitu: 1) sasaran, 2) ukuran, 3) sasaran, dan 4) inisiatif. Keempat perspektif ini mempunyai ciri sebagai berikut. Penterjemahan visi dan misi ke dalam 4 perspektif di atas menunjukkan adanya satu siklus: keuntungan perusahaan hanya dapat tumbuh bilamana perusahaan mempunyai posisi di benak pelanggan (share value), sementara posisi di benak pelanggan hanya mungkin bila perusahaan mempunyai proses belajar. Satu hal yang sangat nyata dari hubungan yang ditunjukkan oleh Kaplan adalah bahwa satu dengan lainnya saling berhubungan. Dalam bukunya yang terakhir (Strategy Map) Kaplan menunjukkan berbagai cara empiris. Selanjutnya Kaplan secara jitu menjelaskan bagaimana pentingnya intangible asset sebagai rangkaian pencapaian tujuan. Dari ke empat perspektif sebagaimana dikemukakan di atas, Kaplan (1992) juga menjelaskan bahwa posisi persfektif seperti diatas berorientasi ke depan, bukan ke belakang. Hal ini terlihat dalam penentuan sasaran yang diimplementasikan melalui perumusan inisiasi yang akan digunakan.

Dari hasil pengalaman korporasi yang menggunakan BSC diketahui bahwa BSC banyak memberikan manfaat dibanding dengan pengukuran kinejra yang lain. Frigo (2002) melaporkan korporasi yang menggunakan BSC seperti ABB Sitzerland, AT&T Canada, Chemical Bank, Hilton Hotels, Sears, UPD, Wells Fargo Online Fiancial Service, dan Wendy’s International menunjukkan keunggulan BSC menunjukkan satu hirarkis maupun kerangka yang dapat dijadikan pedoman yang dapat diterima oleh semua devisi. Selanjutnya dari hasil survey IMA yang dilaporkan oleh Frigo (2002) bahwa manfaat manfaat penerapan BSC dapat diterima dalam hal: 1) pengguna BSC dapat mendukung strategi korporasi lebih baik, 2) hubungan yang kuat dalam pengukuran kinerja, 3) penggunaan alat ukur baru, 4) kaitan yang kuat antara indikator kinerja dengan kinerja perusahaan karena adanya komunikasi strategi kepada staf dan karyawan.

Hasil yang sama juga dilaporkan oleh Hendrik (2004) dalam pemanfaatan BSC yaitu: 1) Pemahaman baik manajemen yang baik dari hubungan keputusan strategik dan tindakan dan strategi yang dipilih; 2) Pendefinisian ulang hubungan dengan pelanggan; 3) Rekayasa mendasar dari proses bisnis; dan 4) Munculnya kultur korperasi yang menekankan kepada upaya tim diantara fungsi organisasi menerapkan strategi perusahaan

Apanya yang sulit?

Konsep dan langkah yang ditempuh oleh Kaplan sangat dikenal dalam pengukuran kinerja perusahaan, karena dinilai dapat menyelesaikan kelemahan konsep pengukuran tradisional yang dicirikan oleh pengukuran tunggal dan terpisah satu dengan lainnya. Namun dari berbagai pengalaman berbagai peneliti menunjukkan kesulitan dalam hal operasional, menterjemahkan konsep perspektif yang tentunya berbeda antara satu perusahaan terhadap perusahaan yang berbeda. Kesulitan ini berkaitan dengan dibutuhkannya kemampuan teknis untuk menyusun ataupun menterjemahkan konsep menjadi bagian yang operasional. Menjadi bagaimana yang operasional artinya mempertimbangkan: kebutuhannya terhadap organisasi dalam rangka menopang pencapaian tujuan, terlaksana dan dapat diukur. Tidak heran sebelum menerapkan ini dibutuhkan satu pelatihan yang dimaksudkan agar pemahaman pihak internal memadai menerapkan konsep menjadi sesuatu yang operasional.

Keunggulan BSC dalam hal ini diakui oleh para peneliti bahwa BSC menyajikan satu kerangka logis yang terstruktur yang mengakibatkan setiap devisi perusahaan dapat berinisiasi aktif untuk menentukan kinerja. Akan tetapi penentuan kinerja ini bagaimanapun harus diikuti dengan menentukan strategi yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Berkaitan dengan hal ini, Kaplan dalam wawancaranya dengan Lagace (2008) menjelaskan tantangan penerapan strategi menjadi operasional: 1) banyak perusahaan menerapkan berbagai program seperti TQM, Six Sigma, dan lain-lain, tetapi gagal mencatat bagaimana perbaikan organisasi terjadi bersamaan dengan program demikian; 2) perencanaan anggaran dan pembiayaan lepas dari strategi, maka apa yang diperoleh senantiasa tidak menjadi ukuran yang dapat diterima.

3.1. Strategy Map

Ketika Kaplan dan Norton menggagas konsep yang diajukan, kedua penulis ini tidak henti-hentinya memperjelas kaitan dari masing-masing perspektif dalam menopang pencapaian tujuan. Oleh karena itu perspektif yang disampaikan adalah menjadi bagian dari strategi. Patut dicatat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sandy Richardson dalam Hendricks yang menjelaskan bahwa:

1) Memahami bahwa BSC adalah bagian dari proses yang dimulai dengan strategi. Karena itu disarankan untuk menyertakan BSC sejak strategi dimulai, dengan penegasan strategi sejak dari awal.

2) Keterlibatan manajemen senior sangat kritis, karena dukungan internal sangat dibutuhkan guna menentukan keberhasilan organisasi menerapkan BSC.

Dalam bukunya, Kaplan dan Norton (2005) memperjelas lagi bahwa masing-masing perspektif haruslah sedemikian rupa terkait satu sama lain sehingga realisasinya merupakan satu rangkaian. Bila rangkaian ini dapat dijelaskan maka akan diperoleh satu peta strategi yang secara jelas menunjukkan bagaimana visi dan misi diterjemahkan menjadi bagian-bagian yang operasional yaitu sasaran dan strategi untuk mencapai sasaran tersebut. Bila hal ini tersusun maka apa yang disampaikan Kaplan bahwa BSC melulu bukanlah alat ukur kinerja akan tetapi menjadi bagian dari strategi karena memberikanumpan balik dan koreksi atas hasil yang diperoleh.

3.2. Penentuan Scorecard

Tidak mudah untuk menyepakati ukuran apa yang dijadikan keberhasilan satu perusahaan, karena didalamnya selalu ada unsur konflik antar bagian. Adapun 4 perspektif yang dikemukakan oleh Kaplan sesungguhnya haruslah diikuti pemahaman mendalam saat perencanaan strategis dimulai. Pemahaman ini harus dimulai dari identifikasi yang sesuai sehingga dapat ditentukan apa yang menjadi tujuan dan kegiatan serta ukuran yang akan diterapkan. Dalam hal ini adapun konsep pengukuran kinerja menjadi bermanfaat, karena penyusun strategi akan dapat menentukan.

Hendrick (2004) menunjukkan kendala penerapan BSC (1) sedikit pemeriksaan tentang faktor yang berkaitan dengan pengadopsian BSC, dan (2) masih dibutuhkan keyakinan bahwa dengan pengadopsian BSC akan berdampak kepada kinerja keuangan. Selanjutnya melaporkan bahwa kunci daripada penerapan BSC adalah :

1) Keterlibatan kepemimpinan senior

2) Mengartikulasi visi dan strategi perusahaan

3) Mengidentifikasi kategori kinerja yang menghubungkan visi dan strategi terhadap hasil

4) Terjemahkan papan nilai kepada tim, devisi, dan tingkatan fungsi

5) Kembangkan pengukuran yang efektif dan standar yang berarti (jangka pendek dan panjang, memimpin, dan tertinggal)

6) Kenakan penganggaran yang tepat, Teknologi Informasi, Komunikasi , dan sistem imbal jasa

7) Melihat BSC sebagai proses kontinius, membutuhkan perbaikan, penilaian ulang, dan pemutakhiran, dan ;

8) Percaya bahwa BSC sebagai fasilitator perubahan kultur dan organisasi.


Komitmen pimpinan puncak tetap saja menjadi kata kunci, karena hanya dengan adanya komitmen itulah organisasi dapat bergerak. Satu hal yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen adalah mengakomodasi hal-hal yang umum dalam satu industri, akan tetapi bagaimanapun satu perusahaan harus dapat mengakomodasi hal yang menurut mereka spesifik bagi industri ataupun perusahaan dimana mereka berada. Dalam kaitan ini harap diingat akan 4 perspektif yang dikemukakan oleh Kaplan, perspektif demikian tidak serta merta memposisikan perusahaan dapat mengadopsinya. Penentuan sasaran dan target bukanlah pekerjaan yang mudah karena hal ini harus termuat dalam satu perencanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Artinya penetapan demikian haruslah disertai oleh Alligment. Alligment adalah adanya pengalokasikan sumberdaya yang jelas terhadap upaya pencapaian tujuan. Tanpa adanya pengalokasian sumberdaya maka tidak akan ada jaminan bahwa organisasi akan mencapai manfaat dari BSC yang telah disusun.

Measured (ukuran) menjadi sangat penting dalam penerapan strategi, karena satu perusahaan tidak akan dapat mengelola yang dapat diukur.

3.3. Implementasi Scorecard

Implementasi BSC pada awalnya merupakan papan nilai yang dinilai seimbang antar berbagai perspektif untuk menentukan keberhasilan satu organisasi ataupun perusahaan. Permasalahan ini menjadi krusial bukan saja karena ini menyangkut banyak hal, akan tetapi karena dengan adanya ukuran yang seimbang diharapkan bahwa capaian dan kinerja satu organisasi dapat berkelanjutan (sustainable). Apa yang harus dicatat dari berbagai publikasi Kaplan dan Norton bahwa untuk mengimplementasikan BSC sekalipun dibutuhkan strategi. Sehingga, dapat diketahui bahwa dalam BSC sangat dinyatakan bahwa rancangan strategi implementasi mutlak dilaksanakan. Hal ini merupakan koreksi terhadap keleamahan strategi pada umumnya.

2. Kesimpulan

Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan berbagai kesimpulan penting berikut.

4.1. Komitmen menyeluruh. Komitmen dimulai dari manajemen puncak. Rumusan visi dan misi adalah mutlak bagi satu perusahaan, berkaitan dengan itu rumusan visi haruslah diterjemahkan ke dalam bentuk 4 perspektif yang operasional pada satu perusahaan. Dengan demikian, diterjemahkan pula sasaran dari masing-masing perspektif. Perusahaan yang berbeda tentu mempunyai sasaran yang berbeda, walau harus dicatat mekanismenya tetap.

4.2. Penentuan scorecard satu bisnis bagaimanapun membutuhkan kesepakatan internal dan eksternal. Sebagaimana kesepakatan internal maknanya adalah bahwa perusahaan harus mempunyai komitmen untuk merealisasikannya, sebagai kesepakatan eksternal dimaksudkan untuk mengakomodasi tuntutan pemangku kepentingan.

4.3. Pengalaman berbagai perusahaan yang menerapkan BSC menunjukkan bahwa BSC bukan saja ukuran akan kinerja akan tetapi adalah bagian dari strategi untuk mencapai tujuan.

Daftar Bacaan

Anonim, 2005. Program Penilaian Kinerja Perusahaan, Kementrian Lingkungan Hidup.

Ananoni, 2005. Implementing the Balanced Scorecard, cheklist, Chartered Management Institute.

De Waal. A.A. 2003. The future of the Balanced Scorecard an interview with Professor Dr. Robert, S. Kaplan, Measuring Business Excellece, pp. 30-35.

Hendricks, K. et.all. 2004. The Balance Scorecard: To adopt or not to adopt, Invey Business Journal, www.iveybusinessjournal.com

Johanson, U. et.al. 2006. Balancing dilemmas of the balanced scorecard, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 19 No. 6, 2006, pp. 842-857

Kaplan, R.S., dan Norton, David P. 1992. The Balance Scorecard Measures That Drive Perfomance, Harvard Business Review, January-February 1992, pp. 71-79.

, 1996. Linking the Balanced Scorecard to Strategy, California Management Review, Vol. 39. No 1. pp. 53-79.

, 2004. Alignment: Using the Balanced Scorecard to Create Corporate Synergies. Harvard Business School.

, 2006. Strategy Maps, Converting Intangible Assets Into Tangible Outcomes. Harvard Business School.

, 2007. Using the Balanced Scorecard as a Strategic Management, Harvard Business Review, July –August , pp. 150 -161.

, 2009. Successful Applications of the Scorecard in Higher Education, Heldref Publications, pp. 275 – 281.

Kaplan, R.S. 1993. Implementing the Balanced Scorecard at FMC Corporation, an Interview with Larry D. Brady, Harvard Business Review, September – October 1993, pp. 144 – 147.

Karathonous, D. and P. Karathonous 2005. Applying the Balance Socorecard to Education, J. Edu. for Business, Heldref Pub. Vol. 80: 222 p.

Kocakulah, M.C dan Austill, A.D. 2007. Balanced Scorecard Application inovasi Health Care Industry: A Case Study, Journal of Health Care Finance: pp: 72-99.

O. Rozman, 2008. Reflective Practice, Enhancing the effectiveness the balanced scorecard with scenario planning, International Journal of Productivity and Performance Management, Vol. 57 No. 3, 2008, pp. 259-266

Pandey, M. I. 2005. Balaced Scorecard Myth and Reality, The journal for Decision Makers, VILKALPA, Vol. 30 No 1. January – Marech, pp. 51 – 66

Sinha, A., 2006. Balanced Scorecard: A Strategic Management Tool. Commerce, Vidyasagar University J

Zimmerman, J.. 2008. Mastering The Balance Scorecard, Fundraising Success, February 2008, ABI/INFORM Trade &Industry, pp. 34 -37.

TUGAS INDIVIDU

Balance Scorecard (BSC) demikian poluler setelah dipublikasikan oleh Kaplan dan Norton (1992). Dalam kaitan ini, jawablah pertanyaan berikut ini:

1) Jelaskan pendapat anda apakah masalah pengukurankinerja adalah permasalahan strategis.

2) Dengan memahami konsep BSC apa yang membedakannya dengan konsep lain dalam pengukuran kinerja.

3) Dalam pelayanan organisasi pemerintahan apa kendala dan kemungkinan menggunakan pendekatan BSC.

4) Apa yang sulit dalam penggunaan BSC?


please visit to this