Minggu, 18 September 2011

Do'a mustajab

Di antara doa yang mustajab (mudah diijabahi atau dikabulkan) adalah doa di sepertiga malam terakhir. Namun kita sering melalaikan hal ini karena waktu malam kita biasa diisi dengan tidur lelap. Cobalah kita bertekad kuat untuk mendapatkan waktu tersebut. Malamnya kita isi dengan shalat tahajjud dan memperbanyak do’a pada Allah atas setiap hajat kita.

Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

Di malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya.” (HR. Muslim no. 757)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتَنَزَّلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ ، مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni’.” (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758). Muhammad bin Isma’il Al Bukhari membawakan hadits ini dalam Bab ‘Doa pada separuh malam’. Imam Nawawi menyebutkan judul dalam Shahih Muslim Bab ‘Dorongan untuk berdoa dan berdzikir di akhir malam dan terijabahnya doa saat itu’.

Ibnu Hajar menjelaskan, “Bab yang dibawakan oleh Al Bukhari menerangkan mengenai keutamaan berdoa pada waktu tersebut hingga terbit fajar Shubuh dibanding waktu lainnya.” (Fathul Bari, 11/129)

Ibnu Baththol berkata, “Waktu tersebut adalah waktu yang mulia dan terdapat dorongan beramal di waktu tersebut. Allah Ta’ala mengkhususkan waktu itu dengan nuzul-Nya (turunnya Allah). Allah pun memberikan keistimewaan pada waktu tersebut dengan diijabahinya doa dan diberi setiap yang diminta.” (Syarh Al Bukhari, 19/118)

Ada suatu pelajaran menarik dari Imam Al Bukhari. Beliau membawakan Bab dengan judul “Doa pada separuh malam”. Padahal hadits yang beliau bawakan setelah itu berkenaan dengan doa ketika sepertiga malam terakhir. Mengapa bisa demikian?

Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan bahwa Al Bukhari mengambil judul Bab tersebut dari firman Allah,

قُمِ اللَّيْلَ إِلاَّ قَلِيلاً نِصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلاً

Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.” (QS. Al Muzzamil: 2-3).

Judul bab tersebut diambil oleh Al Bukhari dari ayat Al Qur’an di atas. Dalam hadits sendiri menunjukkan bahwa waktu terijabahnya doa adalah pada sepertiga malam terakhir. Ini menunjukkan bahwa hendaknya seorang muslim benar-benar memperhatikan waktu tersebut dengan ia bersiap-siap sebelum masuk sepertiga malam terakhir yang awal. Hendaklah setiap hamba bersiap diri dengan kembali pada Allah kala itu agar mendapatkan sebab ijabahnya doa. Setiap muslim hendaklah memperhatikan waktunya di malam dan siang hari dengan doa dan ibadah kepada Allah Ta’ala. (Syarh Al Bukhari, 19/119)

Catatan:

Waktu malam dihitung dari tenggelamnya matahari (waktu Maghrib) hingga terbit fajar Shubuh. Jika waktu Maghrib kira-kira pukul 18.00 dan waktu Shubuh pukul 04.00, berarti waktu malam ada sekitar 10 jam. Pertengahan malam berarti jam 11 malam. Sedangkan sepertiga malam terakhir dimulai kira-kira jam 1 dinihari.

Moga Allah mudahkan waktu kita di malam hari diisi dengan shalat tahajjud ikhlas karena-Nya dan semoga Allah memperkenankan setiap doa-doa kita.

Wallahu waliyyut taufiq.

Referensi:

Fathul Bari Syarh Shahih Al Bukhari, Ibnu Hajar Al ‘Asqolani, terbitan Darul Ma’rifah, Beirut, 1379.

Shahih Al Bukhari, Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah Al Bukhari, Mawqi’ Wizaroh Al Awqof Al Mishriyyah.

Shahih Muslim, Muslim bin Al Hajjaj Abul Husain Al Qusyairi An Naisaburi, Tahqiq: Muhammad Fuad ‘Abdul Baqi, terbitan Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobi.

Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, Asy Syamilah.

Kamis, 01 September 2011

Love is Like a Cassette

terinspirasi dari note temen

Cinta itu seperti kaset. Jika bosan, putarlah bagian yang selanjutnya. Jika pita kaset mulai tak beraturan, aturlah jalinan pita tersebut dengan baik. Jika pitanya terputus, cobalah untuk menyambungnya dengan plester. Semua itu bisa diperbaiki, asalkan tapenya tidak rusak.


Coba renungkan sejenak tentang untaian kalimat itu, kemudian tanyakan pada diri sendiri, "Apa benar cinta itu sedemikian rupa?"

Ketika menjalin hubungan dengan seseorang, tak jarang kita menemui titik jenuh. Dimana kita berada pada situasi yang bisa dibilang membosankan. Mungkin rute kasih yang kita lalui sedang berada pada posisi mendatar yang mungkin kita jarang menemui jalan menurun ataupun menanjak. Putarlah bagian yang selanjutnya, kalimat ini bagai sebuah clue yang menunjukan kita agar kita membuat keadaan ini semakin berwarna. Melakukan hal yang tidak biasa dan mungkin bisa jadi episode baru dalam hubungan yang sedang kita jalin.


Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Itulah keadaan manusiawi seorang manusia. Sebagaimana pun ia berhati-hati dalam melangkah pasti batu kerikil akan mencoba menghalangi langkahnya. Masalah itu akan datang dan masalah itu pasti datang. Sekecil apapun dan sebesar apapun itu. Menurut kamus saya, saya akan selalu menyebutnya sebagai ujian untuk ke level berikutnya. Layaknya bermain game, pasti ada rintangan yang harus dihadapi demi tercapainya tahapan selanjutnya. Coba luruskan benang-benang masalah itu, luruskanlah kembali benang yang mulai kusut. Semakin kita gigih mencoba untuk mengembalikannya ke keadaan semula, maka semakin baik keadaan yang ada. Hidup itu pengalaman, karena pengalaman yang mengajarkan kita tentang arti hidup.


Ternyata orang yang telah expert sekalipun akan menghadapi masalah yang lebih lagi. Itu semua jelas, karena tingkatan yang dilalui pun sudah berbeda. Jangan pernah melunturkan semangat karena cobaan yang bertambah. Walau pita kaset sudah terputus, kita masih isa menyambungnya dengan plester bukan? Bukankah itu akan membuatnya lebih baik jika kita mencoba untuk memperbaikinya dibandingkan dengan membuangnya begitu saja bagaikan melempar sampah di jalanan yang bersih.


Yang pasti, bagaimanapun keadaan kaset itu, semua hal masih mungkin. Kita bisa memutar bagian selanjutnya jika bosan, meluruskan pitanya jika kusut, dan menyambungnya dengan plester jika pita itu terputus. Semua itu masih mungkin. Asalkan si pemilik hati tetap pada komitmennya,
Rata Tengahtetap pada keyakinannya dan tentunya menetapkan pilihan hatinya pada satu cinta. Yeah, that's life. Just let it flow but don't let it go. Just do everything that you can do.


I took the good times,
I’ll take the bad times
I’ll take you just the way you are...